Presentasi Kerajaan Tarumanegara.ppt NEW!
LINK ---> https://ssurll.com/2t7aQR
Merdeka.com - Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan yang berdiri pada 450 Masehi terletak di sebuah daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota Bogor, Jawa Barat. Sedangkan wilayah kekuasaannya meliputi Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten. Kerjaan tersebut bisa dikatakan merupakan kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa.
Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana. Berikut merdeka.com merangkum daftar peninggalan Kerajaan Tarumanegara sebagai bukti berdirinya dan keberadaan kerajaan tersebut:
Sejarah Kerajaan Tarumanegara - Ringkasan lengkap sumber sejarah kerajaan Tarumanegara, prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara, raja-raja kerajaan Tarumanegara, kehidupan politik dan sebab runtuhnya kerajaan Tarumanegara.
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa yang bercorak kebudayaan Hindu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman yang kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Dharmayawarman, Tarumanegara diperkirakan berdiri kurang lebih pada abad ke-5 Masehi.
Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Tarumanegara? Linggawarman, raja Kerajaan Tarumanegara terakhir digantikan oleh menantunya Tarusbawa pada tahun 669 M. Linggawarman mempunyai 2 orang putri yaitu pertama bernama Manasih yang menjadi istri Tarusbawa (berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa) dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi istri Dapuntahyang Sri Jayanasa (pendiri kerajaan Sriwijaya).
Dalam posisi yang tidak menguntungkan dan untuk menghindari terjadinya perang saudara akhirnya Tarusbawa menerima tuntutan Kerajaan Galuh. Pada tahun 670 wilayah Kerajaan Tarumanegara dipecah menjadi dua kerajaan yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan sungai Citarum sebagai batasnya.
Tarumanagara atau Kerajaan Taruma (Sunda: ᮒᮛᮥᮙᮔᮌᮛ) adalah kerajaan tertua kedua di Nusantara setelah Kerajaan Kutai, yang meninggalkan bukti arkeologi. Kerajaan ini pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-5 sampai abad ke-7 Masehi. Bukti tertua peninggalan arkeologi dari kerajaan ini adalah prasasti Ciaruteun, berupa batu peringatan dari abad ke-5 Masehi yang ditandai dengan bentuk tapak kaki raja Purnawarman.[1]
Isi dari naskah ini mendeskripsikan mengenai sejarah pulau-pulau di Nusantara. Bahkan uraian sejarah tertulis lengkap dan terperinci mulai dari kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara hingga daftar raja-raja yang memerintah lengkap beserta angka tahun pemerintahannya tertulis secara rinci. Naskah Wangsakerta terdiri atas 5 karangan dengan judul Carita Parahyangan, Nagarakrebhumi, Pustaka Dwipantaraparwa, Pustaka Pararatwan, Pustaka i Bhumi Jawadwipa dan Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara. Polemik muncul sebab naskah-naskah ini mirip tulisan buku sejarah modern dan begitu lengkap.[8]
Pahamifren pernah main ke Prasasti Ciaruteun, belum? Kalau pernah, kamu pasti tahu jika di prasasti itu ada bekas telapak kaki dan tulisan mengenai sejarah Kerajaan Tarumanegara kan? Prasasti Ciaruteun menjadi salah satu bukti berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang bercorak Hindu-Budha lho.
Nah, biar kamu makin paham, pada materi Sejarah Wajib Kelas 10 ini, Mipi mau mengajak kamu mengenal Indonesia pada masa Hindu-Budha. Tepatnya mengulas kembali sejarah kerajaan Tarumanegara, seperti apa kehidupan politik dan sosialnya? Simak artikel ini sampai selesai ya, Pahamifren.
Kehidupan sosial dan politik kerajaan Tarumanegara terbilang maju. Hal ini terlihat dari daerah kekuasaannya yang sangat luas. Daerah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara meliputi Banten sampai Cirebon. Sejak berdiri, Kerajaan Tarumanegara mengalami masa kejayaan sebanyak 3 generasi. Kerajaan Tarumanegara mengalami masa keemasan saat dipimpin oleh Raja Tarumanegara ke-3, yaitu Raja Purnawarman.
Keberadaan Kerajaan Tarumanegara ini pernah tercatat dalam berita dari kerajaan Tiongkok. Dalam berita tersebut, dikatakan bahwa Kerajaan To-Lo-Mo atau Tarumanegara pernah mengirimkan utusan mereka ke Tiongkok pada tahun 528, 538, dan 666 Masehi untuk kunjungan persahabatan. Kabar lainnya mengenai Kerajaan Tarumanegara datang dari Gunawarman, seorang pendeta dari Kashmir yang mengatakan bahwa agama yang dianut rakyat Tarumanegara adalah Hindu.
Dalam sejarah kerajaan Tarumanegara tertulis, kemasyuran kerajaan ini diabadikan dalam Prasasti zaman Purnawarman mengenai dibangunnya pelabuhan dan beberapa sungai sebagai sarana perekonomian. Pada masa pemerintahan Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara juga memperluas kekuasaan dengan menaklukkan raja-raja kecil di Jawa Barat.
Saat itu, Raja Linggawarman tidak memiliki putera. Ia hanya memiliki dua orang puteri. Puteri sulung Raja Linggawarman bernama Puteri Manasih. Puteri Manasih menikah dengan Tarusbawa yang kelak menggantikan Linggawarman menjadi raja. Sedangkan, puteri bungsu Raja Linggawarman bernama Puteri Sobakancana menikah dengan Dapunta Hyang Sri Jayanasa, yang kelak menjadi pendiri kerajaan terbesar di Indonesia, Kerajaan Sriwijaya.
Keberadaan Kerajaan Tarumanegara dapat dilihat dari 7 buah prasasti yang berkisah tentang sejarah kerajaan Tarumanegara. Sebagian besar prasasti-prasasti itu ditemukan di daerah Bogor dan penamaan 7 prasasti tersebut didasarkan pada lokasi penemuan masing-masing prasasti. Kita bahas satu-persatu, ya, Pahamifren.
Dari ketujuh prasasti tersebut, kita bisa menyimpulkan kalau waktu itu di Jawa Barat sudah ada kerajaan yang besar dan makmur, yaitu Kerajaan Tarumanegara. Namun, sayangnya kejayaan Kerajaan Tarumanegara mulai mengalami kemunduran ketika dipimpin oleh Raja Sudawarman.
Selain itu, pada masa itu juga muncul kerajaan pesaing Tarumanagara yang sedang naik daun, yaitu Kerajaan Galuh, yang menimbulkan terjadinya pemberontakan. Hingga akhirnya saat raja Kerajaan Tarumanegara terakhir, yaitu Raja Linggawarman, tidak memiliki anak laki-laki, pamor Kerajaan Tarumanegara pun semakin merosot.
Kerajaan Tarumanegara akhirnya pecah menjadi 2 kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Kerajaan Sunda menjadi kelanjutan Kerajaan Tarumanagara yang dipegang oleh Raja Tarusbawa, menantu Raja Linggawarman. Sedangkan Kerajaan Galuh dikuasai oleh Raja Wretikandayun.
Pergantian kekuasaan ini menandai berakhirnya Kerajaan Tarumanegara karena Tarusbawa lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda, yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Tarumanegara.
Halaman 1 2 Selanjutnya kerajaan tarumanegarakerajaan hindusejarah kerajaan nusantaratarumanegararaja purnawarman Berita Terkait Dari Mana Sumber Sejarah Kerajaan Kalingga? Ini Penjelasannya Sejarah Seni Tari di Indonesia, Sudah Ada Sejak Zaman Prasejarah Urutan 5 Kerajaan Tertua di Indonesia, Nomor 1 Ada di Kalimantan? Menguak Makna Lain Prasasti Tugu Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara: Peninggalan, Letak dan Prasastinya Peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang Masih Tersisa Traveler Tahu Ciaruteun? Ini Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Mengenal Prasasti Ciaruteun, Peninggalan Kerajaan Tarumanegara $(document).on('DOMSubtreeModified', '#bt_tkt', function() { var artikel_terkait = $("#bt_tkt").find('article'); if (artikel_terkait.length > 8) { artikel_terkait.last().hide() } }) Berita detikcom Lainnya detikTravel Pesawatnya Gagal Mendarat di Labuan Bajo, Ini Penjelasan Lion Air detikOto Viral Fortuner Norak Pakai Aksesori Lampu Belakang, Silaunya Sadis detikHealth Cara Mudah Atasi Demam Anak, Tak Perlu Obat Sirup detikInet #PrayForTurkey, Dunia Menangis untuk Korban Gempa Turki Sepakbola 5 Hukuman yang Menanti Manchester City detikSport BNI Sirnas 2023: Beda Proses, Salina Bilqis Vs Erghya Aulia Putri di 32 Besar Wolipop Tyo Nugros Viral Awet Muda di Usia 52, Begini Cara Dietnya yang Inspiratif detikHot Mendadak Miskin, Tangis Ressa Herlambang Ingat Pesan Mama $(document).on('DOMSubtreeModified', '#bt_l', function() { var btl = $("#bt_l").find('article'); if (btl.length == 10) { btl.last().hide() btl.eq(-2).hide() } else if (btl.length == 9) { btl.last().hide() } }) getScript(" ", function(){ getScript(" ", function(){ CommentComponent({ url: " -5681734/kerajaan-tarumanegara-lokasi-raja-raja-dan-peninggalan", idArtikel: 5681734, kanal: 1876, date: "15-08-2021", title: "Kerajaan Tarumanegara: Lokasi, Raja-raja, dan Peninggalan", clientId: 117, prefix: "dtk", prokontra: 0, pembukaDiskusi: "", kanalAds: "detik_edu", envAds: "desktop", onLogin, onResize, onScroll, onAlert }).render('#thecomment2'); try { $('#thecomment2').attrchange({ callback: function (e) { $(document.body).trigger("sticky_kit:recalc"); } }).resizable(); } catch (e) {} finally {} }) }) @import url(" _rmbassets/mr1-scrollpage/scrollpage.css");ADVERTISEMENT
Di pulau-pulau utama di Indonesia sendiri, seperti Jawa dan Sumatera, pernah lahir kerajaan-kerajaan terbesar di Asia Tenggara yang berhasil berdiri sepanjang sejarah peradaban dunia Timur. Hal tersebut belum lagi mencakup kerajaan-kerajaan kecil yang tersebar di pelosok-pelosok Nusantara, di daerah-daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali, Kepulauan Maluku, hingga Papua.
Bentuk pemerintahan yang berupa monarki atau kerajaan sendiri merupakan bentuk pemerintahan di mana pemimpin yang memangku kekuasaan mendapatkan legitimasi atau pengakuan dari rakyat berdasarkan kepercayaan bersama bahwa pemimpin tersebut merupakan jelmaan dari sosok yang maha kuasa dalam wujud manusia. Seorang raja biasanya dianggap memiliki pengetahuan, keterampilan, hingga karisma yang hanya dimiliki orang tertentu saja sehingga rakyat menganggapnya sebagai sosok yang istimewa.
Demi mencapai kestabilan politik dalam kerajaan dan agar terhindar dari kekuatan yang mengganggu baik dari dalam maupun luar kerajaan, maka pemerintahan yang dibentuk oleh seorang raja harus pula dilengkapi dengan alat pelengkap berupa kekuatan militer.
Dengan menggunakan kekuatan militer, raja dapat mengamankan kerajaannya dari pemberontakan di dalam negeri dengan menerjunkan tentara yang bertugas memadamkan konflik sekaligus melindungi kerajaannya maupun melakukan penaklukan dengan memerintahkan bala tentaranya untuk berperang. 2b1af7f3a8